Selasa, 11 November 2014

MENIKAH ITU MUDAH


MENIKAH ITU MUDAH
(Pembahasan kitab Al Mukhtar Fii
Shuhbatil Akhyar)
Oleh Al Habib Ahmd bin Novel bin Jindan
Di dalam kitab Al Mukhtar fii shuhbatil
akhyar, disampaikan nasehat tentang
pernikahan. Sesungguhnya pernikahan itu
mudah tetapi diri kita sendirilah yang
terkadang membuatnya menjadi sulit. Jika
seseorang menyukai perempuan,
janganlah mengajaknya berpacaran. Jika
seseorang mengajak seorang wanita untuk
berpacaran, ketahuilah bahwa dirinya
melakukan hal yang salah. Wanita yang
mau untuk diajak berpacaran bukanlah
wanita yang dapat menjaga
kehormatannya. Jika seorang laki-laki
menyukai seorang wanita maka yang
harus dilakukan adalah melamarnya.
Inilah yang seharusnya dilakukan oleh
laki-laki sejati. Ajaklah orang tua atau
keluarga untuk datang melamar sang
wanita. Diterima atau tidaknya itu
tergantung bagaimana seorang laki-laki
memberi pertanggungjawaban kepada
orang tua sang wanita yang ingin
dinikahinya. Terkadang orang tua jika
ingin anaknya menikah seakan tidak
memberi izin tetapi sebenarnya orang tua
tersebut ingin melihat seberapa besar
kesiapan anaknya dalam bertanggung
jawab terhadap wanita yang akan
dinikahinya.
Sesungguhnya seseorang yang sudah
menikah akan menjadi lebih dewasa
walaupun dalam hal umur masih muda.
Seseorang yang masih muda akan lebih
dewasa pemikirannya dibandingkan
dengan seseorang yang sudah lebih tua
tetapi belum menikah. Zaman sekarang
banyak diproklamirkan untuk dilarang
menikah diumur muda, namun
sesungguhnya orang tua dan kakek-kakek
mereka terdahulu menikah dalam umur
yang muda. Ketahuilah sesungguhnya
pemikiran ini diambil dari pemikiran
barat. Disana tidak ada yang menikah
dalam usia muda. Sebagian besar mereka
menikah di usia tua, namun mereka
sengaja menyembunyikan kenyataan
pahit bahwa dari sejak usia muda mereka
telah tinggal dengan pasangannya dalam
satu rumah tanpa ikatan pernikahan. Dan
ini adalah bentuk khianat yang
menghancurkan generasi muda kita.
Seseorang yang beriman tidak akan takut
mengarungi hidup dalam pernikahan.
Kemudian mereka (orang barat) juga
memproklamirkan bahwasannya cukup
mempunyai dua anak. Nabi SAW
bersabda : “menikahlah dan perbanyaklah
keturunan. Saya akan membanggakan
jumlah kalian yang banyak di hari kiamat
nanti.” Namun zaman sekarang terdapat
pemikiran bahwasanya cukup mempunyai
dua anak saja, entah pemikiran ini
datang dari mana. Ironisnya banyak
orang yang setuju dengan pemikiran ini
dibandingkan dengan hadist Rasulullah
SAW. Pemikiran dan adat kita sudah
banyak di rusak oleh pemikiran dan adat
barat. Mengambil dari orang yang
menyimpang dari ajaran Allah yang
padahal sesungguhnya kita tidak butuh
dengan adat dan pemikiran itu. Kita
mempunyai kekayaan dalam adat istiadat
yang baik dan janganlah kita gadaikan
kekayaan itu hanya untuk berhutang
kepada orang lain.
Rasul SAW bersabda :“seorang wanita itu
dinikahi laki-laki karena kecantikannya,
kekayaannya, kehormatannya dan
agamanya”. Banyak seorang laki-laki
mencari wanita yang sangat cantik
namun terkadang laki-laki ini tidak sadar
akan dirinya yang tidak sejelas dengan
mimpinya. Satu hal yang perlu disadari
kecantikan itu hanyalah sementara, jika
kita hanya sekedar mencari kecantikan
ketahuilah kecantikan itu hanya
sementara dan akan berakhir. Secantik
apapun wanita pasti ada kekurangan pada
dirinya namun terkadang kita hanya
melihat luarnya saja tetapi tidak melihat
dalamnya.
Dua hal yang harus diperhatikan jika
seorang lelaki ingin memiliki seorang istri
yang cabtik sempurna. Pertama adalah Al
Qana’ah yaitu merasa cukup. Jika
seseorang sudah merasa cukup maka
sesungguhnya ialah orang yang paling
kaya, apapun yang ia miliki adalah yang
terbaik dan lebih dari yang lainnya.
Kedua adalah menjaga mata dari
pandangan yang haram. Seseorang yang
tidak menjaga pandangannya, jika ia
melihat wanita yang ia sukai, wanita itu
terlihat cantik. Namun, ketika ia menikah,
ia akan melihat kekurangan dalam diri
istrinya yang cantik, kemudian ia merasa
wanita diluar terlihat lebih cantik dari
istrinya dan begitu seterusnya. Hal ini
bukan karena sang istri yang tidak
menarik tetapi karena laki-laki ini tidak
bisa menjaga pandangannya. Dan
sungguh jikalau ia menikahi wanita di
seluruh dunia ia akan tetap menyukai
yang haram. Maka jagalah mata dari
pandangan yang haram maka niscaya
kita akan merasa istri kita adalah istri
yang tercantik di seluruh dunia.
Diantara salah satu hikmah Allah
memerintahkan para wanita menutup
auratnya dan melarang laki-laki melihat
wanita yang bukan mahramnya adalah
demi kebaikan wanita itu sendiri. Sebab
ketika laki-laki tidak melihat kecuali
isterinya saja maka dimatanya tidak ada
yang cantik kecuali hanya istirinya.
Kerena dia tidak pernah mengetahui
kecantikan dan kelebihan wanita selain
isterinya.
Seorang laki-laki terkadang memperisterikan seorang wanita karena
kekayaannya. Cara memandang seperti
ini adalah cara memandang yang salah.
Jika mencari istri sebab kekayaannya
ketahuilah bahwa sesungguhnya yang
menafkahi itu suami bukanlah istri. Jadi
untuk apa kita mencari seorang istri yang
kaya dan meninggalkan yang miskin
jikalau kita juga yang harus
menafkahinya?!. Seorang laki-laki
terkadang mencari istri dari keluarga
terhormat, namun belum tentu ia memiliki
sifat yang terhormat. Zaman sekarang
banyak yang mencari istri dengan melihat
kecantikan, kekayaan dan kehormatan
tetapi mencari isteri dengan kreteria
keteguhan dalam berpegang agamanya
adalah kreteria yang paling terakhir.
Nabi SAW bersabda “carilah wanita yang
berpegang teguh terhadap agamanya,
maka engkau tidak akan pernah rugi
untuk selamanya”. Kecantikan yang
hakiki adalah ketakwaan kepada Allah
SWT dan kehormatan seorang istri adalah
ketakwaannya kepada Allah SWT.
Sesungguhnya tidaklah susah untuk
mencari seorang istri yang bertaqwa
tetapi terkadang seseorang banyak
menaruh pilihan terhadap wanita.
Tujuan pernikahan bukan hanya sekedar
membangun rumah tangga tetapi
pasanglah niat. Diantara niatnya adalah
agar tumah tangga kita dibanggakan oleh
Rasulullah SAW. Al Imam As Syekh Ali bin
Abi Bakar As Sakran, beliau menulis niat-
niat dalam pernikahan yang sangat
banyak dan diantaranya niatnya adalah
agar pernikahannya dibanggakan Nabi
SAW. Diantara niatnya juga adalah jika
Allah meridhoi, beliau ingin mempunyai
tabungan di akhirat yaitu mempunyai
anak dan anaknya meninggal sebelum
umurnya baligh. Al Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab yang sewaktu muda
belajar dengan Habib Abdurrahman Al
Masyhur, ketika akan menikah beliau
datang kepada Habib Abdurrahman Al
Masyhur untuk dibacakan niat Asy Syekh
Ali bin Abi Bakar As Sakran.
Hendaknya dari pihak wanita (orang tua
atau keluarga) ketika anaknya ingin
dilamar, maka janganlah menahannya
dengan berbagai hal. Sebagaimana
seorang laki-laki memilih perempuan yang
beragama maka demikian juga seorang
wanita ketika dilamar, terimalah suami
karena agamanya sebab ketakwaan
adalah pondasi segalanya. Ketakwaan
seorang suami akan mendorongnya untuk
membahagiakan istrinya dan
mendorongnya untuk bertanggungjawab.
Seorang wanita tidak dilarang mempunyai
karir yang tinggi, tetapi karir yang tinggi
bukanlah segalanya. Ketika karir runtuh,
maka ia akan kembali kepada
keluarganya. Jangan menyalahartikan
kalimat ta’aruf yang sesungguhnya untuk
berpacaran. Hal ini menodai islam.
Janganlah juga membuat acara
pernikahan yang berlebihan dengan
alasan karena acara pernikahan diadakan
seumur hidup sekali, bahkan didalamnya
terdapat hal-hal yang di haramkan oleh
Allah dengan bercampurnya laki-laki dan
perempuan. Seharusnya karena seumur
hidup sekali maka jadikan hal ini penuh
dalam keberkahan.Di kota Tarim Hadromaut, jika ingin
menemui Auliya berkumpul secara
bersamaan dalam jumlah besar disana
susah. Tetapi kita bisa temui mereka
kumpul menjadi satu dalam acara
pernikahan. Para awliya di kota Tarim
berkumpul menjadi satu dalam acara
pernikahan karena ketika mereka hadir
dalam acara pernikahan, mereka mencari
dan memata-matai keberkahan dan
dikabulkannya doa pada acara
pernikahan. Mengapa? sebab tidak
terdapat keharaman dalam acara
pernikahan mereka. Ada marawis dan
semua yang meriah ada di acara
pernikahan mereka, dan sedikitpun tidak
ada perkara haram.
Yaa Allah bittaufiq. Mudah-mudahan kita
semua diberi jodoh yang bagus dan diberi
kemudahan oleh Allah untuk menjauhi hal-
hal yang haram
Aaamiin Aamiin Allahumma Aamiin,,

terjrmah al quran

“ Tidaklah aku menginginkan kecuali perbaikan selama aku sanggup. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepadaNya aku bertawakal dan hanya kepadaNya-lah aku kembali ” QS : Huud : 88

Kamis, 06 November 2014

TERJEMAH KITAB HIDAYATUS SIBYAN


Terjemah Kitab Hidayatus Sibyan

Kitab Hidayatus Sibyan adalah kitab nadzaman berisi tentang dasar-dasar Ilmu Tajwid. Kitab ini wajib dihafalkan oleh santri Pondok Pesantren ummul Qura tingkat dasar.
Nadzaman ini berisi 40 (empat puluh) bait dan telah diterjemahkan dalam bentuk syair pula oleh Bapak KH. Syarif Rahmat RA, SQ, MA untuk memepermudah santri
dalam menghafalkannya sebagai landasan benar membaca Al Qur'an.

اَلْحَمْدُ للهِ وَصَلَّى رَبُّنَا  # عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفى حَبِيْبَنَا 1
Puji bagi Allah dan shalawat Tuhan
kepada Nabi terkasih dan pilihan
وَألِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ قَرَى # وَهَاكَ فِى التَجْوِيْدِ نَظْمًا حُرِّرَا 2.
Keluarga sahabat pembaca al-Qur'an
ini nadzom tajwid telah dibersihkan ·
سَمَّيْتُهُ هِدَايَةَ الصِّبْيَانِ # اَرْجُوالِهِ غَايَةَ الرِّضْوَانِ 3.
Ku namakan kitab Hidayatussibyan
ku mohon Allah curahkan keridhoan
حْكَامُ التَنُوْيِنِ وَنُوْنٍ تَسْكُنُ عِنْدَالْهِجَاءِ خَمْسَةٌ تُبَيَّنُ 4.
Hukum tanwin dan nun mati berhadapan
huruf hijaiyah lima di jelaskan ·
اِظْهَرُاِدْغَامٌ مَعَ الْغُنَّةِ اَوْ بِغَيْرِ هَاوَالْقَلب وَاْلأِخْفَاء رَوَوا 5.
Idzhar Idzghom ma'al gunnah yang berdengung
Bila Gunnah Iqlab Ikhfa jangan bingung.
فَظْهِر لَذَى حَمْزٍ فَهَاءٍ حاء وَالْعَيْنِ ثُمَّ الْغَيْنِ ثُمَّ الِخَاءِ 6.
Pada huruf hamzah Ha ha ain serta
ghoin dan ho Idzhar dibacanya nyata ·
وَادْغِمْ بِغُنَّةٍ بِيَنُّو لاَاِذَا كَانَ بِكِلْمَةٍ كَدُنْيَا فَامْبِذَا 7.
Idzghom Bigunnah ya nun mim serta wau
bila disatu kalimah Idzhar kama.
· وَادْ غِمْ بِلاَ عُنَّهِّ فِى لاَمِ وَرَا فَالْقَلْبُ عِنْدَ الْبَاءِ مِيْمَا ذُكِرَ 8.
Lam dan ra bila gunnah hukumnya
Iqlab P huruf ber mim dibacanya! ·
وَاَخْفِبَنِّ عِنْدَ بَاقِى الأَحْرُفِ جُمْلَتُهَا خَمْسَةُ عَشْرٍ فَاعْرِفِ 9.
Bacalah ikhfa pada sisa hurufnya
15 hafalkanlah semuanya.
وْغُنَّةٌ قَدْاوَجَبُوْهَا اَبَدَا فِى المِيْمِ وَالنُّوْنِ إِذَا مَاشُدِّدَا 10.
Para ulama semua mewajibkan
gunah pada mim dan nun yang di tasjidkan
وَالْمِيْمُ إِنْ تَسْكُنُ لَدَ الْبَاتُخْتَفَى نَحْوُعْتَصِمْ بِااللهِ تَلْقُ الشَّرَفَ 11.
Bacalah ikhfa mim sukun yang bertemu ba
seperti I'tasum billah kamu coba
وَادْ غِمْ مَعَ الْغُنَّةِ عِنْدَ مِثْلِهَا وَاظْهِر لَدَى بَقِى الْحُرُوفِ كُلِّهَا 12.
Bila menghadap mim bigunnah namanya
Idhar pada sisa huruf semuanya.
وَاحُرْصْ عَلَى اْلأِظْهَارِ عِنْدَ الفَاءِ وَالْوَاوِ وَاحْذَرْدَا عيَ الإِخْفَاءِ 13.
Idzhar safawi pada pa serta wawu
hindarilah jangan sampai Ikhfa kamu
إِدْغُامُ كُلِّ سَاكِنِ قَدْ وَجَبَا فِى مِثْلِهِ كَقَوْلِهِ إِذْدَ هَبَا 14.
Huruf sukun bertemu serupa coba
Idghomkan seperti lafadz Idzhahaba
وَقِسْ عَلَى هدَاسِوَا وَاوٍ تَلاَ ضَمًّاوَيَاءِ بَعْدَكَسْرِ يُجْتَلى 15.
Kiasan semua selain wau yang
bertemu dommah ya dengan kasiah terang
مِنْ نَحُوِ فِى يَوْمٍ لِيَاءِ اَظْهَرُوا وَالوَاوِ مِنْ نَحْوِاصْبِرُوْا وَصَابِرَو 16.
Semisal kata yaumin idzharkan
kata asbuu wasobiru samakan
وَالتَّاءُ فِىدَالٍ وَطَاءِ اَسْبَتُوا اِدْغَامَهَانَحْوُ اُجِيْبَتْ دَعْوَةُ 17.
Ta berhadapan dah dan tho pun begitu
umpama kalimat ujibat da'watu ·
وَامَنَتْ طَائِفَةُ وَاَدْغَمُوا الدَّالَ فِى الظَّاءِبِنَحْوِاذْظَلَمُوْا 18.
Amanat tha upayatun juga masukan
dzal dalam dho idzalamu dimisalkan
وَالدَّالَ فِى الثَاءِ بِلاَ مْتِرَاءِ وَلاَمَهَل وَبَلْ وَقُلْ فِىْ الرَّءِ 19.
Idzghomkan dal ke dalam la dan yakinkan
lam mati ke dalam ro coba praktekan
مِثْلُ لَقَدْ تَابَ وَ قُلْ رَبِّ احُكُمِ وَالْكُلُّ جَاءَبَا تِّفَا قِ فَاعْلَمِ 20.
Umpama Qod taba wagulrobikumi
semua Idghomkan semoga kau ma'lumi
وَاَظْهِرَنَّ لاَمَ تَعْرِفِ لَذَى ارَبْعَةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ تُوْجَدَ 21.
Terhadap lam ta'rip haruskan Idharkan
pada 14 huruf perhatikan
فِى اَبُغِ حَجَتَكَ وَخَمْ عَقِيْمَةَ وَفِى سَوَاهَامِنْ حُرُوْفٍ اَدْغِمَة 22.
Pada abgi hazzaka wakop awimah
sedang yang lainnya Idghom jangan salah
وَلاَفِعِل اَظْهِرَنَّ مُطْلَقَا فِيْمَا سِوَى لاَمٍ وَرَاءِ كَاالتَقَى 23.
Selain pada lam dan baca Idzhar
Lam pi'il cara utago jangan gusar
وَاُلتَمِسُوْا وَقَلْ نَعَمْ وَقُلْنَا وَاظْهِرْ لِحَرُفِ الْحَلْقِ كَاصْفَحْ عَنَّا 24.

Kata utamisu qulnaam dan qulna

Minggu, 02 November 2014

FADHILA DAN NIAT PUASA TASU'A PUASA ASYURO


Fadhilah Dan Niat Puasa Tasu'a Dan Puasa Asyura
Selamat pagi sahabat blogger semua ^_^ kebetulan pagi dini hari ini ane baru makan sahur hehe untuk niat puasa asyura,langsung saja sob saya akan berbagi sedikit tentang Fadhilah Dan Niat Puasa Tasu'a Dan Puasa Asyura .

Rasulullah SAW melihat kaum Yahudi melaksanakan puasa tanggal 10 Muharram.
Rasulullah SAW bertanya, "Puasa apa ini?"
Para sahabat menjawab, "Ini adalah puasanya Nabi Shaleh AS, juga puasa pada hari di mana Allah SWT menyelamatkan Bani Israil dari musuh
mereka sehingga Nabi Musa berpuasa."

Rasulullah SAW bersabda, "Aku lebih berhak atas Musa daripada mereka (kaum Yahudi), sehingga Rasulullah SAW berpuasa dan menyuruh (kaum
Muslimin) berpuasa." (HR. Bukhari).

Menurut sebagian riwayat, beberapa peristiwa istimewa pada hari Asyura antara lain:
diselamatkannya Nabi Nuh AS beserta kaumnya dari banjir bandang yang terjadi pada zamannya dan diselamatkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan paus yang memangsanya.
Rasulullah SAW sendiri telah melaksanakan puasa Asyura bersama kaum Muslimin di Makkah sebelum datangnya kewajiban puasa Ramadhan.

Namun, setelah Allah SWT mewajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, Asyura adalah hari di antara hari-hari Allah SWT.
Barangsiapa yang berkehendak maka ia dapat melakukan puasa atau meninggalkannya (tidak melakukannya)." (HR. Muslim).

Selain kaum Yahudi, kaum jahiliyah di Makkah juga memiliki tradisi puasa Asyura, sehingga puasa Asyura cukup masyhur bagi mereka.

Syariat puasa Asyura kendati boleh dilakukan secara mandiri hanya satu hari tanggal 10 Muharram, namun Jumhur Ulama berpandangan mengenai kesempurnaan puasa tersebut bila digabung dengan puasa Tasu'a (tanggal 9 Muharram). Hal tersebut karena pada saat Rasulullah bersama sahabat berpuasa Asyura, sebagian sahabat menyatakan hari itu adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani, Rasulullah SAW bersabda, "Insya Allah, pada tahun mendatang kita akan berpuasa yang dimulai dari hari kesembilan Muharram (Tasu'a)."

Namun, sebelum bulan Muharram tahun depan tiba Rasulullah SAW telah wafat, sehingga menurut para ulama, hikmah disunahkannya puasa Tasu'a dengan Asyura adalah untuk membedakan puasa
kaum Muslimin dan Kaum Yahudi.

Berpuasa sebaiknya didahului dengan berpuasa pada Hari Tasu’a (9 Muharam) agar tidak menyerupai amalan orang Yahudi, yang hanya berpuasa pada hari Asyura saja.
.
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : حين صام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عاشوراء وأمر بصيامه ، قالوا : يا رسول الله ! إنه يوم يعظمه اليهود والنصارى. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :” لئن بقيت إلى قابل ، لأصومن التاسع”…رواه مسلم
Daripada Ibnu Abbas r.a. berkata: “Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyura dan Baginda menyuruh berpuasa pada hari tersebut. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah ! Sesungguhnya hari ini (‘Asyura) adalah hari yang dibesarkan oleh Yahudi dan Nasara.” Maka Baginda bersabda: “Sekiranya daku masih ada pada tahun hadapan , pasti daku akan berpuasa juga pada hari sembilan (9 Muharram).”  (Riwayat Imam Muslim)
.
Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah kamu pada hari ke sembilan dan sepuluh Muharam dan jangan meniru cara orang-orang Yahudi.”  – Riwayat Al Baihaqi.
 .
Rasulullah SAW bersabda:  “Puasalah kamu pada Hari ‘Asyura dan selisihilah orang-orang Yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”  (HR. Ahmad dan Al Baihaqy r.a.)

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak hanya manusia meraikan Asyura dengan puasa bahkan haiwan pun berpuasa. Di antara haiwan yang disebut berpuasa pada hari Asyura adalah burung ashurad, semut dan binatang buas.”   (Riwayat Abu Musa al-Madini, al-Fath dan al-Khatib).

Niat Puasa Tasu'a :

Nawaitu Shouma gadhin min yaumi tasu'a sunnatan lillahi ta'ala




Niat Puasa Sunat 10 Muharram (Puasa Sunat ’Asyura) :
نويت صوم عشر سنة لله تعالى

NAWAITU SAUMA ‘ASYURA SUNNATTAN LILLAHI TA’ALA
Artinya: “Sahaja aku puasa hari Asyura , sunnah kerana Allah ta’ala.”

Fadhilah (keutamaan) Puasa Tasu'a dan Puasa