Minggu, 19 Oktober 2014

Tata Krama Dalam Ajaran Islam


A. Tata Krama dalam Kehidupan

Tata Krama artinya, eturan tingkah laku berdasarkan nilai-nilai kesopanan yang islami. Tata Krama tidak hanya kepada Orang lain, tetapi pada diri sendiri.
Islam tidak memandang harta, jabatan, golongan, suku, dan kedudukan lainnya Islam hanya memandang siapa yang bertakwa dialah yang paling tinggi derajatnya. Orang yang bertakwa adalah orang yang memiliki Tata Krama dalam menjalani kehidupannya. Tata Krama adalah akhlak mulia dan sebaik-baik akhlak adalah mencontoh Nabi Muhamad saw.

Firman Allah swt. :
            “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu suri teladan yang baik bagimu”
                                                                                                    (QS Al Ahzab [33]:21)


Sabda Rasullullah saw :
            “Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak” (HR.MUSLIM)


B. Tata Krama Berpakaian dan Berhias

            Pakaian merupakan cermin pribadi seseorang, dari cara berpakaian akan diketahui sisi pribadi seseorang, apakah rapi, bersih, atau sebaliknya.
            Dalam islam pakaian tidak harus bagus dan mahal. Islam henya menganjurkan dalam berpakaian itu harus bersih, suci, rapi, dan sopan karena fungsi pakaian adalah menutupi aurat.

Firman Allah :
            “Hai anak-anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” (Q.S AlA`raf[7]:26)


            Ayat di atas memberitahu kepada kita bahwa pakaian itu terdiri 2 macam, yaitu pakaian jasmani dan pakaian rohani. Pakaian jasmani adalah pakaian yang berfungsi menutup aurat, sebagai pelindung dari sengatan panas dan sebagai pelindung dari udara dingin. Sementara pakaian rohani adalah ketakwaan kepada Allah swt. Pakaian rohani memiliki fungsi untuk melindungi diri dari perbuatan maksiat dan nafsu syahwat.
            Pakaian yang sopan adalah pakaian yang tidak menunjukan lekuk aurat sehingga orang tidak memandangnya dengan syahwat. Aurat adalah bagian tubuh manusia yang tidak boleh dilihat atau dipertontonkan. Aurat lelaki yang sudah dewasa adalah antara pusar sampai lutut, sedangkan aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan.
            Jadi yang terpenting dalam berpakaian adalah aurat tertutup, rapi, baik, sopan, dan harus modis. Islam sangat menganjurkan umatnya berpenampilan modis. Orang yang berpenampilan modis adalah orang yang mengikuti aturan Islam.

Firman Allah swt :
            “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (nenasuki) masjid”
                                                                                                         (Q.S Al A`raf [7]: 31)

            Pakaian yang mahal, tetapi tidak berfungsi menutup aurat bukanlah pakaian yang baik. Islam justru melarang pakaian seperti ini karena kakan mengundang syahwat bagi yang melihatnya dan akan menimbulkan dosa.
            Penampilan yang menarik adalah penampilan yang enak dipandang, sopan, bersih, dan rapi, yakni dengan menggunting kuku, berambut rapi (tidak gondrong), baju dan celana harus bersih dan suci, tehindar dariu najis, harum, dan rapi.
            Dalam memakai pakaian, islamn mengajarkan agar memulainya dari sebelah kanan, sedangkan ketika melepas harus memulainya dari sebelah kiri. Inilah tat krama yang di contohkan rasulullah saw. Di sampinh itu, beliau selalu berdoa ketika memakai pakaian denag mengucap basmalah. dan Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu berdoa ketika bercermin.
            Indahnya pakaian tidak hanya dari sisi luar saja. Tetapi dari sisi akhlak pun harus terpenuhi, yaitu dengan tingkah laku yang baik. Dengan demikian, penampilan luar dan dalam akan tertata dengan baik dan seimbang sesuai dengan perilaku Rasulullah saw.

C. Tata Krama dalam Perjalanan
         
Perjalanan itu adalah suatu aktivitas manusia yang tidak Perjalanan itu adalah suatu aktivitas manusia yang tidak dapat dihindari karena bumi Allah sangat Luas. Akan tetapi, tidak semua perjalanan tersebut memiliki nilai ibadah. Perjalanan yang tidak memiliki nilai ibadah adalah perjalan yang tidak di ridhai Allah. Perjalanan tersebut adalah perjalanan yang bertujuan melaksanakan maksiat, sedangkan perjalanan perjalanan yang memiliki nilai ibadah adalah perjalanan atas rida Allah swt.
Tata Krama dalam perjalanan yang baik menurut islam, yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.                  Menentukan tujuan yang baik
2.                  Diawali dengan doa
3.                  tidak meninggalkan kewajiban syariat
4.                  bersikap sopan santun
5.                  patuh peraturan




                             
D. Tata Krama bertamu dan menerima tamu

         1.Tata Krama Bertamu

         Bertamu adalah berkunjung kepada tempat sanak saudara, handai taulan, atau orang lain dengan maksud diundang, silaturahmi, atau maksud lain.
Tata Krama bertamu menurut Islam harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a.       Ketika ingin memasuki rumah seseorang, kita harus meminta izin kepada yang memiliki rumah, caranya dengan mengetuk pintu dan mengucap salam.
b.      Ketika bertamu, kita harus menunjukan tingkah laku yang sopan, tidak boleh asal masuk dan seenaknya sendiri
c.       Apabila kita sudah dipersilahkan masuk, kita boleh duduk sesudah dipersilahkan duduk dan sudah di tentukan tempatnya oleh tuan rumah.
d.      Ketika bertamu, kita diharuskan menginap jangan lebih dari 3 hari karena dengan kedatangan kita dapat menyusahkan tuan rumah.

       
         2. Tata Krama Menerima Tamu

         Rasulullah saw, telah mencontohkan untuk menghormati dan memuliakan siapa pun tamu yang berkunjung ke rumah kita, harus muliakan. Kita harus menghormati tamu dengan tidak membeda-bedakan golongan, pangkat, dan kekayaan tamu yang dating ke rumah kita.

Sabda Rasulullah saw :
         “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya” (H.R Syaikhan)

Adapun tata krama dalam menerima tamu menurut islam adalah sebagai berikut :
a.       ketika kita menerima tamu, kita harus menyambutnya dengan sambutan yang ramah, sopan dan riang.
b.      Berikan jamuan yang paling utama
c.       Ketika tamu hendak pulang, sebainya di anatar sampai ke pintu. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw :
         “ sesungguhnya temasuk dari sunah nabi jika kamu mengantarkan pulang tamu sampai ke pintu rumah” (H.R Baihaqi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar